Dinamika Tiket Parpol untuk Pilkada

Dinamika Tiket Parpol untuk Pilkada
Muhdi Late, Peneliti, Pengamat dan Akademisi Ilmu Sosial Politik

Proses pemilihan umum sudah selesai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil pemilihan umum dan hasil pemilihan presiden. Bagi sebagian kader partai politik, saat ini adalah momen “berburu tiket” dari partai politik untuk maju berkontestasi dalam pemilihan kepala daerah. Para kader partai politik akan berusaha menunjukkan kehebatan dan kesuksesannya saat pemilu kemarin. Dalam bahasa politik, kehebatan dan kesuksesan itu biasanya disebut “elektabilitas”. Atau paling tidak, bagian dari elektabilitas mereka di mata masyarakat.

Lantas, mengapa dan apa yang dimaksud tiket partai politik dalam satu kontestasi. Dalam bahasa Indonesia, “tiket” secara harfiah adalah selembar kertas atau kartu yang memberikan izin atau hak kepada seseorang untuk masuk atau menggunakan suatu layanan atau fasilitas, biasanya dengan membayar harga tertentu. Contohnya adalah tiket bioskop untuk menonton film, tiket pesawat untuk naik pesawat, atau tiket konser untuk pergi ke konser musik.

Hal yang serupa juga dapat ditemukan dalam proses pencalonan kader partai politik untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah. Analogi ini juga sering dirangkaikan dengan istilah “kendaraan politik”. Oleh karena itu, antara kata “tiket” dan “kendaraan” memiliki medan makna yang sama dalam suksesi politik. Untuk menaiki satu kendaraan, perlu memiliki tiket sebagai tanda legal dan resmi melakukan proses perjalanan.

Singkat kata, tiket dalam bahasa politik dapat disebut sebagai izin secara legal dan resmi bagi seseorang yang diberikan oleh salah satu partai politik untuk seseorang tersebut maju berkontestasi dalam pemilihan kepala daerah, baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan kota. Di sinilah letak seleksi pertama seorang calon pemimpin atau kepala daerah.

Partai politik memainkan peran penting dalam membentuk pemerintahan dan memilih pemimpin di tingkat lokal, regional, dan nasional dalam sistem politik yang berbasis partai. Pada umumnya, partai politik mengusulkan tiket, yang terdiri dari satu atau lebih calon untuk posisi yang dipilih nantinya dalam pemilihan. Tiket ini dapat mencakup calon kepala daerah, misalnya gubernur atau walikota, dan calon wakilnya.

Tiket dari partai politik ini sangat penting bagi kader-kader atau tokoh tertentu. Mengapa tiket ini penting? Setidaknya, ada empat hal yang menyebabkan seseorang kader atau tokoh memburu tiket dari partai politik. Yang pertama adalah adanya pengaruh partai politik. Tiket partai politik membawa pengaruh dan dukungan organisasional. Dukungan finansial, sumber daya untuk kampanye, akses ke jaringan politik dan media, dan dukungan pemilih yang terorganisir adalah beberapa contohnya.

Kedua adalah konsolidasi dukungan. Partai politik dapat memobilisasi basis dukungan mereka untuk mendukung calon mereka dengan mengusung tiket. Basis dukungan ini termasuk anggota partai, pendukung ideologis, kelompok kepentingan, dan pemilih yang diharapkan terpengaruh oleh identitas partai politik.

Ketiga adalah terlihatnya pembedaan calon independen. Dalam beberapa sistem politik, calon independen dapat berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah. Namun, tiket partai politik seringkali dianggap memiliki legitimasi dan dukungan yang lebih besar dibandingkan dengan calon independen karena mereka dianggap sebagai bagian dari struktur politik yang mapan. Keempat adalah terdapat kohesivitas kepemimpinan. Karena tiket diusulkan oleh partai politik yang memiliki platform dan agenda politik tertentu, tiket partai politik biasanya menunjukkan kohesivitas kepemimpinan dan visi politik yang sama.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun tiket parpol menawarkan beberapa keuntungan, mereka juga terikat pada kebijakan dan kepentingan partai politik mereka. Akibatnya, calon kepala daerah mungkin tidak cukup fleksibel dan independen untuk bertindak sesuai dengan kepentingan konstituen mereka.

Meski demikian, kader partai yang berburu tiket dari parpol sebaiknya tetap menunjukkan sikap komitmen yang kuat dan dedikasi terhadap partai politik yang hendak memberinya tiket. Kader parpol juga harus menunjukkan kualitas kepemimpinan yang diperlukan satu daerah. Kualitas itu mencakup kemampuan memimpin, menginspirasi, mengelola dengan baik, serta memiliki visi yang jelas untuk daerah tersebut.

Seorang kader partai juga sebaiknya membangun jaringan dan hubungan sesama anggota atau kader parpol yang lain. Bahkan, seorang kader parpol juga dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Misalnya pengetahuan dalam membangun ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah kader tersebut tetap menunjukkan etika dan integritasnya dalam semua kegiatan dan interaksi politik. (KC/PL/ML)