Angka Stunting Menurun, BKKBN Perwakilan Kaltim Apresiasi Berbagai Pihak
(KALTIMCHOICE.COM) Samarinda – Angka stunting di Kalimantan Timur mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan prevalensi stunting diperoleh dari kabupaten/kota yang tersebar di Kaltim, antara lain di Kabupaten Berau dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 20,16 persen pada 2023, di Kota Samarinda dari 25,3 persen menjadi 19,92 persen, Balikpapan dari 19,6 persen menjadi 13,36 persen, dan Penajam Paser Utara dari 21,8 menjadi 14,1 persen.
Baca juga: https://kaltimchoice.com/rusman-kesbangpol-harus-lakukan-pemetaan-wilayah-rawan-paham-radikal/
Melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Timur (BKKBN Kaltim) optimistis pemda setempat bersama kabupaten/kota serius mengentaskan stunting, terbukti selama ini sudah mampu menurunkan prevalensi stunting.
Hal ini disampaikan saat acara penyerahan dana alokasi khusus (DAK) dan bantuan operasional keluarga berencana BOKB tahun anggaran 2024 kepada kabupaten dan kota se-Kaltim, diserahkan oleh Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus R.
Baca juga: https://kaltimchoice.com/saat-hut-ri-ke-79-lanud-dhomber-siapkan-atrkasi-di-langit-ikn/
“Selain optimis penanganan stunting tahun ini dan tahun-tahun mendatang, saya juga mengapresiasi atas komitmen dan keseriusan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kaltim dalam upaya pengentasan stunting selama ini,” ucap Sunarto Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kaltim, Selasa (23/04).
BKKBN Perwakilan Provinsi Kaltim bahkan mengapresiasi berbagai pihak karena telah membantu BKKBN dan instansi terkait.
Penurunan ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak, mulai dari Dinas Kesehatan, BKKBN, Dinas Pendidikan, desa, bahkan lembaga keagamaan dan kemasyarakatan pun terlibat melakukan mitigasi.
Baca juga: https://kaltimchoice.com/pansus-lkpj-kecewa-kasus-sengketa-aset-kaltim-dimenangkan-pihak-ketiga/
Sebelumnya, saat giat Forum Koordinasi Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Kaltim 2024 di Hotel Mercure Samarinda, ia mengatakan melalui forum tersebut dapat meningkatkan koordinasi seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan stunting.
Ia menjelaskan, penanganan stunting paling efektif saat dilakukan di tingkat desa dan kelurahan, karena secara kelembagaan dan hirarki merupakan paling dekat dengan masyarakat, termasuk peran aktif BKKBN di tingkat lokal juga merupakan kunci untuk mengurangi stunting secara signifikan.
Baca juga: https://kaltimchoice.com/oikn-siapkan-mekanisme-pengelolaan-aset-hibah-kabupaten-kutai-kartanegara/
diketahui DAK dan BOKB yang diserahkan antara lain untuk Kabupaten Kutai Barat Rp6,49 miliar, Mahakam Ulu Rp2,34 miliar, Berau Rp3,59 miliar, Kutai Timur Rp5,14 miliar, Kutai Kartanegara Rp7,92 miliar, Paser Rp3,52 miliar, serta Kota Samarinda memperoleh DAK dan BOKB Rp5,84 miliar.
(KC/SA)
Leave a Reply