UMKM Kutim Dinilai Masih Tertinggal, Legislator: Perlu Dukungan Modal dan Pelatihan

(KALTIMCHOICE.COM) Kutim – Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kutai Timur (Kutim) dinilai masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini disampaikan langsung oleh Anggota DPRD Kutim, Ubaldus Badu, Rabu (19/6).
Politisi Nasdem ini mengungkapkan UMKM di Kutim cenderung bersifat perorangan dan belum terorganisir secara kelompok.
Baca juga: https://kaltimchoice.com/ciptakan-pilkada-bersih-bawaslu-ppu-bentuk-desa-antipolitik-uang/
“Inisiatif-inisiatif seperti bazar memang sudah dilakukan, namun dampaknya belum signifikan dalam meningkatkan ekonomi lokal,” ujarnya.
Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat lokal. Banyak pelaku UMKM yang masih kekurangan pengetahuan tentang manajemen usaha, pemasaran, dan inovasi produk. Selain itu, produk lokal seperti kain tenun belum berkembang dengan baik di Kutim, meskipun memiliki potensi yang besar.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Ubaldus mengusulkan beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah. “Pemerintah perlu memberikan dukungan lebih besar, termasuk modal usaha, infrastruktur dan pelatihan sumber daya manusia,” katanya.
Pelatihan khusus sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan produk lokal. Ubaldus menambahkan, pelatihan ini bisa dilakukan bekerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga pelatihan, serta organisasi non-pemerintah yang memiliki keahlian dalam pengembangan UMKM.
Baca juga: https://kaltimchoice.com/atasi-kemiskinan-ekstrem-di-ppu-pemprov-kaltim-beri-bantuan-ayam-ternak/
Selain itu, dukungan dalam bentuk kebijakan yang mendukung pertumbuhan UMKM juga sangat penting.
“Pembentukan kebijakan yang spesifik untuk UMKM, seperti insentif pajak, akses lebih mudah ke pasar, dan perlindungan hak kekayaan intelektual untuk produk-produk lokal, akan sangat membantu,” jelas Ubaldus.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku UMKM, pemerintah, swasta, dan komunitas untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM. Pembuatan kelompok-kelompok usaha yang terorganisir diharapkan dapat saling mendukung dan belajar.
Dengan strategi ini, diharapkan pengembangan UMKM di Kutim dapat lebih terarah, terorganisir dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
“Jika semua pihak bersinergi, saya yakin UMKM di Kutim bisa berkembang pesat dan mampu bersaing di pasar nasional,” pungkas Ubaldus.
(KC/SA)
Leave a Reply