Fokus Grop Discussions (FGD) di Swissbell Hotel Balikpapan, kemarin (Selasa (11/6)
Fokus Grop Discussions (FGD) di Swissbell Hotel Balikpapan, kemarin (Selasa (11/6)

Sektor Ekraf Tumbuh Pesat, Sumbang 29 Triliun Pada PDRB Kaltim

Sektor Ekraf Tumbuh Pesat, Sumbang 29 Triliun Pada PDRB Kaltim

Fokus Grop Discussions (FGD) di Swissbell Hotel Balikpapan, kemarin (Selasa (11/6)
Fokus Grop Discussions (FGD) di Swissbell Hotel Balikpapan, kemarin (Selasa (11/6)

(KALTIMCHOICE.COM) Kaltim – Sejak ditetapkanya Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru, pembangunan di Kalimantan timur semakin masif. Kunjungan wisatawan dan event berskala nasional maupun internasional semakin giat dilakukan.

Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan positif. Dari kontribusi pertumbuhan tersebut, Sektor Ekraf di kaltim memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di benua Etam begitu pesat.

Baca juga: https://kaltimchoice.com/dorong-pertumbuhan-ekonomi-di-daerah-perbatasan-pemkot-samarinda-gelar-seminar-smart-kelurahan/

Dalam acara Fokus Grop Discussions (FGD) di Swissbell Hotel Balikpapan, kemarin (Selasa (11/6), Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur ibu Sri Wahyuni mengungkapkan, “Bidang ekonomi kreatif telah berkontribusi pada PDRB Kalimantan Timur sebesar 5,61%. Harapannya, ekonomi kreatif terus tumbuh dan berkembang. Hal terkait regulasi dan eksekusi pada ekonomi kreatif harus mendapat perhatian”, ujar Sri.

Baca juga: https://kaltimchoice.com/diskominfo-libatkan-masyarakat-promosi-mtq-nasional-di-kaltim/

“Kalau besaran nilai Rupiahnya sekitar 29 triliun, ini angka yang tidak kecil,” lanjutnya.

Menurutnya, dari 5,61 persen itu terdapat beberapa sektor unggulan ekraf Kaltim. Pertama, kuliner; kedua, kriya; ketiga, Fashion; dan keempat, penerbitan. “Tapi dari tiga itu (yang) sesuai dengan sektor unggulan kita kuliner, kriya, dan fashion,” jelasnya.

Sementara itu, sektor ekraf terbesar yaitu kuliner seperti masakan olahan kepiting lunak dan mantau. Dikarenakan, kuliner tersebut sering dijadikan oleh-oleh ketika orang luar berkunjung ke Kaltim.

“Coba bayangkan ada berapa pusat oleh-oleh yang menyediakan mantau di Balikpapan. Udah banyak itu artinya memenuhi demand (permintaan) dari orang yang datang ke sini, untuk membawa (oleh-oleh). Kalo nggak ada demand, supply-nya (penawaran) nggak banyak,” tutur Sri.

Artinya, kata Sri, itu merupakan bentuk dari ekonomi kreatif karena ada karakter yang diciptakan dari makanan olahan tersebut. Tidak hanya oleh-oleh tersebut, tapi juga ada jenis lainnya yang diolah dari ikan yaitu amplang.

Baca juga: https://kaltimchoice.com/kemiskinan-ekstrem-di-samarinda-dprd-samarinda-butuh-sinergi/

Oleh-oleh itu sudah menjadi ciri khas dari Kaltim. “Kita harus punya ciri khas (seperti) amplang Kaltim itu khasnya, ikan belida, ikan tenggiri, dari kepiting juga ada dan varian-variannya,” sebutnya.

Sri menambahkan, jadi sektor kuliner yang produk olahan di Kaltim sudah cukup maju. Hanya saja sektor kuliner untuk makanan berat masih perlu penguatan baik layanan sajian maupun lainnya.

Misalnya masyarakat yang berkunjung di Kaltim bisa menikmati kuliner kepiting atau seafood yang sudah tersedia di Samarinda, Balikpapan, dan Kukar. “Tapi tapi kita ingin setiap daerah itu punya kuliner khas yang disajikan dengan standar yang baik, untuk konsumen menengah maupun ke atas,” ujar Sri.

Di satu sisi, kuliner yang tersedia kalau bisa ada identitas lokalnya. “Tapi diluar itu boleh untuk kuliner yang kreatif, tapi tentu kita ingin ciri khas Kaltim. Orang mau datang ke satu daerah itu, karena ingin mencoba keunikan kuliner,” tuntasnya.

Sebagai informasi, Focus Group Discussion Bidang Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat.  Sri Wahyuni didampingi Asisten I bapak Sirajuddin. Juga turut hadir sekaligus menjadi moderator ibu Dasmiah selaku kepala Biro Kesejahteraan Rakyat.

Baca juga: https://kaltimchoice.com/jaga-ekosistem-laut-pemprov-kaltim-dorong-ekonomi-biru/

Juamlah Undangan yang hadir berkisar 60 orang yang terdiri dari Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota, Biro Kesejahteraan Rakyat Kabupaten/Kota, pelaku kreatif, akademisi dan media.

(KC/SA)