Populisme Politik dan Dampaknya

Populisme Politik dan Dampaknya

Dastyargo HartonoKaltimChoice

Minggu, 11 Juni 2023 12:37 WITA

Ilustrasi KaltimChoice: Populisme Politik dan Dampaknya

Samarinda – Populisme adalah sebuah konsep politik yang merujuk pada strategi atau gaya kepemimpinan yang berusaha untuk memperoleh dukungan massa dengan cara menekankan kepentingan rakyat biasa (populasi) dan menentang elitis atau “establishment” yang dianggap tidak peduli atau merugikan kepentingan masyarakat luas.

Populisme politik di Indonesia telah menjadi fenomena yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Gerakan populis muncul dalam berbagai bentuk dan mempengaruhi dinamika politik.

Berikut adalah serangkaian perjalanan populisme politik di Indonesia:

  1. Gerakan Populis Awal: Salah satu gerakan populis awal yang mencuat di Indonesia adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) pada era kemerdekaan. Partai ini menekankan nasionalisme, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai pesan utama mereka. PNI dipimpin oleh Soekarno, yang dikenal sebagai sosok yang karismatik dan memanfaatkan retorika populis untuk menggalang dukungan massa.
  2. Soeharto dan Era Orde Baru: Pada masa pemerintahan Soeharto dan Orde Baru, populisme politik tetap ada, tetapi dalam bentuk yang lebih terkontrol. Soeharto memanfaatkan retorika populis dengan menekankan stabilitas politik, pembangunan ekonomi, dan nasionalisme. Namun, di balik itu, pemerintahannya ditandai dengan otoritarianisme dan pembungkaman oposisi politik.
  3. Gerakan Islamis Populis: Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga menjadi saksi munculnya gerakan populis dengan basis Islam yang kuat. Gerakan seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) mengklaim sebagai pembela Islam dan memanfaatkan sentimen keagamaan untuk menggalang dukungan massa. Mereka menekankan isu-isu seperti perlindungan terhadap agama dan keyakinan, dan menggunakan strategi demonstrasi dan tekanan politik untuk memperjuangkan tujuan mereka.
  4. Pemilihan Umum dan Populisme: Populisme politik juga sering muncul selama periode pemilihan umum di Indonesia. Para politisi sering menggunakan janji-janji populis, seperti pemerataan ekonomi, penghapusan kemiskinan, dan perlindungan terhadap kepentingan rakyat, untuk memenangkan dukungan pemilih. Mereka memanfaatkan retorika sederhana dan emosional untuk menarik perhatian dan dukungan massa.

Menurut Jan-Werner Müller, seorang ilmuwan politik yang terkenal dengan karyanya tentang populisme, populisme adalah sebuah ideologi politik yang memiliki tiga ciri utama:

  1. Klaim Monopoli atas Keberadaan yang Benar: Populisme mengklaim bahwa hanya mereka yang berada di dalam gerakan populis yang benar-benar mewakili kehendak rakyat. Mereka menganggap diri mereka sebagai satu-satunya yang dapat mengartikulasikan kepentingan sejati rakyat dan menentang elit politik yang dianggap korup dan tidak memihak kepada rakyat.
  2. Penggolongan dalam Kategori yang Sederhana: Populisme cenderung membagi masyarakat menjadi dua kategori yang sangat berlawanan, seperti “rakyat” versus “elit” atau “orang baik” versus “orang jahat”. Ini mempermudah narasi politik mereka dan memberikan gambaran yang sederhana tentang konflik politik yang kompleks.
  3. Penekanan pada Kepentingan Rakyat Biasa: Populisme menekankan kepentingan dan aspirasi rakyat biasa sebagai prioritas utama. Mereka berupaya untuk memperjuangkan keadilan sosial, pemerataan ekonomi, dan perlindungan terhadap identitas dan kepentingan nasional.

Populisme bukanlah hal yang baru dalam politik. Namun, apa yang membedakan populisme lama dan modern adalah saat ini tingginya penggunaan media sosial dan teknologi informasi untuk menyebarkan pesan mereka dan memobilisasi massa dengan cepat.

Walaupun populisme dapat memperoleh dukungan massa dan membawa perubahan politik yang signifikan. Kritik terhadap populisme adalah adanya potensi untuk memecah belah masyarakat, mengabaikan pluralisme dan hak minoritas, serta mengesampingkan kepentingan jangka panjang demi popularitas dan keuntungan politik sesaat. (KC/DH)

Sumber :

  1. Müller, Jan-Werner. What Is Populism? University of Pennsylvania Press, 2016.
  2. Canovan, Margaret. Populism. Harcourt Brace Jovanovich, 1981.
  3. Taggart, Paul. Populism. McGraw-Hill Education, 2000.
  4. Muhtadi, Burhanuddin, dan Bonar Tigor Naipospos. Populisme di Indonesia: Manifestasi, Klasifikasi, dan Implikasinya bagi Sistem Politik. Gramedia Pustaka Utama, 2018.
  5. Prasojo, Erwin. Populisme dan Otoritarianisme dalam Politik Indonesia. Pustaka Pelajar, 2020.